How Targeted Ads Might Just Save Your Life | Sandersan Onie | TED

Translator: ryan aziz Reviewer: Made Pramana

Sometimes I’ll be scrolling through my social media on my phone,

Terkadang saat saya menghabiskan waktu di media sosial,

and I'll get an ad.

saya akan melihat iklan.

But how on Earth do they know that sometimes I snore so loudly

Tapi bagaimana caranya mereka tahu bahwa saya mendengkur sangat keras

my brother needs to wear earplugs the next room over?

hingga saudara saya perlu menggunakan penyumbat telinga di kamar sebelah?

I think we're all familiar with this not-so-secret habit

Saya rasa kita semua sudah akrab dengan kebiasaan

of the tech industry,

dari industri teknologi ini,

where they use these complex algorithms to get to know who we are,

di mana mereka menggunakan algoritma rumit untuk mempelajari kita,

what we like, what we don't like.

apa yang kita suka dan tidak.

Also, they can tailor ads to us and sell us things.

Mereka juga bisa membuat iklan khusus dan menjual barang ke kita.

But what if we could use this technology for good?

Tapi bagaimana kalau kita bisa menggunakan teknologi ini untuk kebaikan?

When I was diagnosed with depression in 2015,

Ketika saya didiagnosa dengan depresi di tahun 2015,

I had multiple intense suicidal episodes.

saya sering berpikir untuk bunuh diri.

At one point, it actually got so bad

Suatu kali, keadaan sangat buruk

that I spent the whole day planning out how I would die later that evening.

saya sampai merencanakan bagaimana saya akan mati malam itu.

I was probably less than an hour away from ending my life

Saya mungkin hanya berjarak satu jam dari mengakhiri hidup

when something saved me.

ketika sesuatu menyelamatkan saya.

What was it?

Apa itu?

Someone reached out.

Seseorang menghubungi saya.

I now know that I'm not alone,

Saya tahu saya tidak sendiri,

where in Australia, suicide is the leading cause of death

di Australia, bunuh diri adalah penyebab utama kematian

for individuals aged between 15 to 44 years old.

untuk individu berumur 15 sampai 44 tahun.

And for every single suicide death,

Di setiap kematian bunuh diri,

there are 25 to 30 times the number of attempts.

ada 25 sampai 30 kali jumlah percobaan.

Our recent research has even shown us

Penelitian terbaru menunjukkan

that less than half of people who attempt suicide

bahwa kurang dari setengah orang yang berusaha bunuh diri

will actually reach out for help prior,

akan meminta bantuan dulu,

meaning that if we are to reach them,

artinya jika kita menghubungi mereka,

we need to meet them where they are.

kita perlu bertemu mereka di tempat.

I'm now a researcher who tries to understand, how can we do this?

Saya mencoba untuk memahami, bagaimana kita bisa melakukan ini?

And the research tells us that people,

Risetnya mengatakan bahwa orang-orang,

most people who attempt suicide

kebanyakan orang yang mencoba bunuh diri

or even think of suicide,

atau bahkan memikirkannya saja

don't actually want to die.

tidak benar-benar ingin mati.

In fact, they're looking for any reason to continue on living.

Bahkan, mereka sedang mencari alasan apa pun untuk tetap hidup.

But what that tells us is that any sort of interruption,

Namun hal itu berarti bahwa interupsi apa pun,

whether it's a tap on the shoulder,

baik itu tepukan di bahu,

a text message or even an internet pop-up,

pesan singkat atau notifikasi internet,

could potentially save someone's life.

bisa menyelamatkan nyawa seseorang.

So for me, the question then becomes, how do we do this in a better way?

Pertanyaannya pun berubah, bagaimana kita melakukan ini dengan lebih baik?

How can we reach out in a more effective, rapid and far-reaching manner?

Bagaimana kita bisa menghubungi orang dengan lebih efektif, cepat, dan luas?

Well, we have great hotlines and emergency services in Australia,

Kita punya hotline dan layanan darurat yang bagus di Australia,

but they still require the individual to take the first step.

tapi mereka perlu individu itu yang menghubungi duluan.

But another thing is,

Hal lainnya yaitu,

how on Earth are we supposed to know what a person’s thinking

bagaimana kita bisa tahu apa yang orang lain pikirkan

or feeling if they're not speaking up?

atau rasakan kalau mereka tidak berbicara?

One way is through their search behaviors.

Salah satu cara adalah melalui perilaku pencarian mereka.

Because you and I both know

Karena saya dan Anda tahu

we've searched things up on the internet

kita mencari banyak hal di internet

that we would never ask another living soul.

yang tidak akan pernah kita tanyakan ke siapa pun.

(Laughter)

(Tawa)

Our struggles about suicide are no exception.

Kesulitan kita dalam bunuh diri pun tidak terkecuali.

And the research actually supports this.

Riset pun mendukung ini.

For example, in one study,

Contohnya, di satu studi,

the investigators went up to these individuals

para investigator mendatangi para individual

who had recently attempted suicide

yang baru mencoba bunuh diri

and asked to see their anonymized search history.

dan minta untuk melihat riwayat pencarian mereka.

And in fact, these individuals had searched up keywords

Bahkan, para individual ini telah mencari kata kunci

pertaining to suicide means and methodology

berkaitan dengan definisi dan metode bunuh diri

as well as surrounding hopelessness and loneliness.

juga yang berkaitan dengan keputusasaan dan kesepian.

Another finding that supports this

Penemuan yang juga mendukung ini

and has been found in many different countries,

dan telah ditemukan di berbagai negara,

for example, in Japan, US and Taiwan,

seperti Jepang, AS, dan Taiwan,

is that the volume of internet searches for suicide-related terms

adalah jumlah pencarian internet yang berkaitan dengan bunuh diri

actually correlates with the national suicide rate.

sebenarnya berhubungan dengan angka bunuh diri nasional.

In a completely different field,

Di lapangan yang berbeda,

they found that us Australians,

ditemukan bahwa

we spent about 40 hours a week on the internet.

orang Australia menghabiskan 40 jam per minggu di internet.

And 93 percent of the time it starts on a search page.

93 persennya dimulai dari laman pencarian.

So could it be that the search page be an ideal place to intervene?

Bisakah laman itu menjadi tempat yang ideal untuk pencegahan?

That's why in many countries, including Australia,

Itu kenapa di banyak tempat, termasuk Australia,

if you search up suicide-related terms on the internet,

jika Anda mencari kata berhubungan dengan bunuh diri,

you'll see a hotline banner, which is great,

Anda akan melihat spanduk hotline, dan itu bagus,

but the research shows

tapi penelitian menunjukkan

that not everybody on the verge of taking their life

bahwa tidak setiap orang yang ingin mengakhiri hidup

wants to call a hotline.

mau menghubungi hotline.

It's not as easy as picking up a phone and calling.

Itu tidak semudah mengangkat telepon dan memanggil.

Internationally, many countries still don't have a sustainable hotline,

Secara internasional, banyak negara masih belum punya hotline yang bagus,

and even in Australia,

bahkan di Australia,

if you put in a combination of keywords in the search bar,

jika Anda mencari kombinasi kata kunci di kolom pencarian,

you're not going to be shown the hotline banner,

Anda tidak akan melihat spanduk hotlinenya,

but you're going to get information that might actually aid a suicide attempt.

tapi Anda akan mendapat informasi yang membantu percobaan bunuh diri.

So what if we could use the same algorithms

Bagaimana jika kita bisa menggunakan algoritma yang sama

that these tech companies use to tailor ads to us

yang digunakan perusahaan teknologi untuk membuat iklan

to be able to identify and reach out to individuals thinking of suicide?

agar bisa mengidentifikasi dan menghubungi individual yang ingin bunuh diri?

And we use information, their age, gender, language and geography,

Kita menggunakan informasi, usia mereka, jenis kelamin, bahasa, dan lokasi,

to do so in a deeply personal and engaging way.

untuk melakukan itu dalam cara yang sangat personal.

So what does this look like?

Ini terlihat seperti apa?

Imagine, Amy, a 22-year-old girl living in Sydney.

Bayangkan, Amy, berumur 22 tahun dan tinggal di Sydney.

She lives with her housemates, and despite her cheerful demeanor,

Dia tinggal bersama temannya, dan dibalik sikap cerianya,

she's recently been having thoughts of suicide.

dia sering kali punya pikiran bunuh diri.

She's tried talking to her family members,

Dia telah mencoba berbicara dengan keluarganya,

but they haven't been particularly helpful.

tapi mereka tidak benar-benar membantu.

And today she turned to the search page to find a way to end it all.

Hari ini dia pun mencari cara untuk mengakhiri semuanya.

And as she's searching, the algorithm triggers,

Saat dia mencari, algoritmanya bekerja,

and on the very first line,

dan di baris pertama,

she sees an ad that leads her to a landing page.

dia melihat iklan yang membawanya ke halaman arahan.

And that landing page is designed to lead her away from a suicide attempt.

Halaman itu dibuat untuk membawanya pergi dari percobaan bunuh diri.

Now, on that page,

Di halaman itu,

she's not met with overly fluffy language or with directives,

dia tidak diberikan bahasa yang kelewat manis atau arahan,

"You have to do this, you have to do that,"

“Kamu harus ini, kamu harus itu,”

but rather, she's met with stories of other people

tapi dia menemukan cerita orang lain yang pernah

who've been where she is.

berada di posisinya.

And after hearing their stories,

Setelah membaca cerita mereka,

she finally decides to seek help

dia akhirnya mencari bantuan

through one of the many options available.

melalui satu dari banyak cara.

We work together with a group of people that have thought of suicide,

Kami bekerja dengan sekelompok orang yang pernah berpikir untuk bunuh diri,

that have attempted suicide

yang pernah mencobanya,

as well as lost someone to suicide,

juga orang yang ditinggal korban,

where together, we come up with a list of keywords

bersama, kami menemukan kumpulan kata kunci

that people are likely to search.

yang sering orang cari.

We come up with what the ad is going to say,

Kami bekerja untuk menulis iklannya,

and we come up with the look and feel of the landing page.

dan kami desain tampilan dan nuansa halaman arahannya.

Now, these ads and landing pages need to be as engaging as possible.

Sekarang, iklan dan halamannya harus terlihat semenarik mungkin.

Why is that?

Kenapa begitu?

Because we don't know if we're only minutes away from an attempt.

Karena kami tidak tahu apa jarak kami hanya semenit dari percobaan bunuh diri.

That's why my team and I are using extensive targeting,

Itu kenapa kami menggunakan penargetan yang luas,

for example, age, language, gender and geography,

contohnya, usia, bahasa, gender, dan lokasi,

to be able to reach out to these individuals

untuk menghubungi para individual ini

in a deeply personal way

dengan cara yang sangat personal

where we can use the tailoring

di mana kita bisa menggunakannya

to show different ads and landing pages to different people.

untuk menampilkan iklan berbeda ke orang yang berbeda pula.

So in Australia, for example,

Di Australia, contohnya,

what we found is that individuals who are in their teens, perhaps,

kami menemukan para individu yang sedang dalam masa remaja, mungkin,

will resonate,

akan merasa terhubung,

and different imagery and different wording will resonate with them

dan foto serta kalimat yang berbeda akan lebih mudah mereka pahami,

than say, somebody in their 40s or 50s.

dibanding orang yang sudah berumur 40-an atau 50-an.

For example, what we found

Contohnya, kami menemukan

is that the younger generation actually really like the calming

generasi yang lebih muda sebenarnya menyukai konten menenangkan

and distracting resources.

dan mengalihkan pikiran.

They really like the breathing exercises.

Mereka menyukai latihan pernafasan.

Whereas the older generation,

Adapun generasi yang tua,

they don’t want to see any of that,

mereka tidak mau itu,

and they prefer direct, no-nonsense, straight-to-the-point language.

mereka suka bahasa yang langsung dan tidak basa-basi.

So in Amy's case, that's what she'll see.

Di kasus Amy, itu yang akan dia lihat.

But imagine Robert,

Tapi pikirkan Robert,

a 55-year-old man living in rural Queensland.

seorang lelaki berumur 55 tahun yang tinggal di pedesaan Queensland.

Due to the recent economic downturn,

Karena penurunan ekonomi baru-baru ini,

he's been under a tremendous amount of stress.

dia telah mengalami stres berat.

And because he's the breadwinner and the man of the family,

Karena dia adalah pencari nafkah dan pria dalam keluarganya,

he feels that he cannot talk to anyone.

dia merasa sulit bicara dengan orang.

Something we know that is not true.

Ini tentu tidak benar.

And so he turns to the search page

Jadi dia ke mesin pencarian

to find out what would happen to his life insurance policy

untuk mencari tahu apa yang terjadi pada insuransinya jika

in the event of a suicide,

dia mengakhiri hidup,

karena dia masih memikirkan tentang keluarganya.

because he's still thinking about his family.

And as he goes there,

Ketika dia ada di sana,

because his age group indicated they want direct,

karena grup di usianya menginginkan bahasa

no-nonsense, problem-solving language,

yang jelas dan tidak bertele-tele,

that's what he'll be shown.

itu yang akan dia lihat.

And on every single landing page, there's a welcome video.

Di setiap halaman arahan, ada video sambutan.

And the person welcoming you to that welcome video

Orang yang menyambut Anda di video itu

is somebody from your age group.

adalah orang seumuran Anda.

This is so that for every single person in that dark time,

Ini agar setiap orang yang sedang kesulitan,

they'll be shown an ad and landing page tailored as closely as possible to them.

mereka melihat iklan dan halaman arahan yang dibuat sedekat mungkin dengan mereka.

Now we've run this trial in Australia and what did we find?

Kita telah melakukan ini di Australia dan apa yang telah kita temukan?

In just 19 days,

Hanya dalam 19 hari, kampanye kita

our campaign reached over 120,000 people

mencapai lebih dari 120.000 orang

searching up distress and suicide-related keywords.

yang sedang mencari kata kunci berkaitan dengan kesulitan dan bunuh diri.

Now when they're on the page,

Ketika melihat halamannya,

we want them to consume content

kami ingin mereka melihat konten

that is likely to lead them away from a suicide attempt

yang bisa membuat mereka menjauh dari percobaan bunuh diri

and that is going to promote help-seeking.

dan mempromosikan pencarian bantuan.

Now, the industry standard for engagement is approximately three percent.

Sekarang, standar industri untuk engagement adalah tiga persen.

That is, three percent of individuals who land on the page

Artinya tiga persen dari orang yang mengakses halaman

will engage with the page in a meaningful way.

akan berinteraksi dengannya dengan cara yang bermakna.

We found an engagement rate of over 22 percent.

Kami lihat tingkat engagement-nya lebih dari 22 persen.

That's over seven times the industry average,

Itu tujuh kali lebih banyak dari standar industri,

suggesting there's a real need for this type of intervention.

menunjukkan bahwa ada kebutuhan besar untuk pencegahan seperti ini.

Furthermore, we're also developing pages for Aboriginal

Kami juga mengembangkan halaman untuk penduduk Aborigin

and Torres Strait Islanders

dan Pulau Torres Strait

as well as Mandarin-speaking populations in Australia.

juga populasi yang berbicara Mandarin di Australia.

Now we're doing this in several different countries in several different ways.

Sekarang kami melakukan ini di negara berbeda dengan cara yang bervariasi.

For example, in Indonesia, where I'm from,

Contohnya di Indonesia, tempat asal saya,

mental health stigma is so bad

stigma kesehatan mental sangat buruk

that your own family might put you in a makeshift cage

sampai keluarga Anda sendiri bisa memasukkan Anda ke kurungan darurat

for having a mental disorder.

karena mengalami gangguan jiwa.

And there are over 21 unique regional dialects.

Dan ada lebih dari 21 dialek daerah yang unik.

Now we're using geographic targeting

Sekarang kami menggunakan penargetan geografis

to show different dialect pages to different locations.

untuk menampilkan halaman dialek berbeda ke lokasi berbeda

Misalnya, jika Anda tinggal di Semarang di Jawa Tengah,

For example, if you live in Semarang in central Java,

Anda akan melihat iklan dan halaman arahan dalam bahasa Jawa.

you'll see the ad and landing page in bahasa Java.

If you live in Palembang,

Jika Anda tinggal di Palembang,

you're going to see the page in bahasa Palembang.

Anda akan melihat halaman dalam bahasa Palembang.

Now our pages are already being used in Kidul Mountain,

Sekarang halaman kami sudah digunakan di Gunung Kidul,

which is an area with some of the highest suicide rates

yang merupakan daerah dengan tingkat bunuh diri tertinggi

in the entire country.

di negara tersebut.

Kami mendapat laporan bahwa hal itu beresonansi dengan sangat baik

And we're getting reports that it's resonating really well

with people.

dengan orang-orang.

Why is that?

Mengapa demikian?

Because when you speak the national language,

Karena ketika Anda berbicara bahasa nasional,

you speak to their minds.

Anda berbicara dalam pikiran mereka.

But when you speak the regional language,

Namun jika Anda berbicara bahasa daerah,

the language they spoke growing up,

bahasa yang mereka gunakan saat tumbuh dewasa,

you speak to their hearts.

Anda berbicara kepada hati mereka.

I'd like to leave you with this.

Saya ingin meninggalkan Anda dengan ini.

We have an entire industry with the technology,

Kita memiliki seluruh industri dengan teknologi,

the data and the means to reach out to people who need it.

data dan sarana untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkannya.

Daripada hanya menyesuaikan iklan untuk menjual barang kepada mereka.

Rather than just tailor ads to them and sell them things.

And this cannot replace.

Dan ini tidak dapat menggantikan

the role of relationships and communities.

peran hubungan dan komunitas.

But given that most people still don't seek help prior to a suicide attempt,

Namun kebanyakan orang tidak mencari bantuan sebelum berupaya bunuh diri,

this could play an important piece of the puzzle

ini bisa memainkan bagian penting dari teka-teki

in making sure that every single person in their dark time

dalam memastikan bahwa setiap orang yang berada dalam masa kelamnya

is met with an outstretched hand the same way someone saved me.

disambut dengan tangan terulur sama seperti seseorang menyelamatkan saya.

Whether it’s a tap on the shoulder,

Entah itu tepukan di bahu,

a text message

sebuah pesan singkat

or even an internet ad.

atau bahkan sebuah iklan internet.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)