A Creative Approach to Community Climate Action | Xavier Cortada | TED

Translator: Reviewer: Dzaki Jabbar Mahdi

When it comes to climate,

Saat bicara tentang iklim,

how do we stop preaching to the choir?

bagaimana berhenti bercakap soal hal yang semua sepakat?

What can we do to grab the attention

Apa yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian

of those individuals who are disengaged?

dari orang-orang yang tidak peduli?

I ask these questions as an artist, as an educator

Saya bertanya sebagai seniman, pengajar,

and as a lifelong resident of Miami, Florida,

dan sebagai penduduk tetap di Miami, Florida,

one of the most climate-vulnerable cities in the United States.

Salah satu kota dengan iklim paling rentan di Amerika Serikat.

In Miami, we're already seeing storm drains

Di Miami, kita melihat selokan

that erupt with water after heavy rainfalls,

yang meluap setelah hujan lebat tiba,

and cars and properties that are damaged

dan mobil serta properti yang rusak

due to flooding from high tide.

akibat banjir dari air pasang.

And we've all seen the devastation of Hurricane Ian

Dan setelah kita semua melihat kehancuran Badai Ian

as it barreled at 150 miles an hour,

dengan kecepatan 150 mil per jam,

bringing 10 feet of storm surge to the Gulf Coast,

membawa gelombang badai setinggi 10 kaki ke Pantai Teluk,

just two and a half hours from my home.

hanya dua setengah jam dari rumah saya.

My home sits at six feet above sea level.

Rumah saya terletak 6 kaki dari dalam permukaan laut.

But today, we see cranes populating [the] Miami skyline,

Tapi kini, kita lihat derek memenuhi langit Miami

building more and more skyscrapers at the water’s edge.

yang membangun lebih banyak gedung pencakar di tepian air.

Thanks to this brazen overdevelopment,

Berkat perkembangan berlebihan ini,

many Miamians aren't aware of the threat

banyak warga Miami tidak menyadari ancaman

that sea level rise poses to their families,

kenaikan permukaan air laut terhadap keluarga,

their homes and their communities.

rumah, dan komunitas mereka.

I myself wasn’t aware of just how dire Miami’s situation was

Saya sendiri tidak sadar betapa mengerikannya situasi di Miami

until I traveled to Antarctica.

hingga saya pergi ke Antartika.

I went there in 2006

Saya berkunjung pada 2006

as part of the National Science Foundation Antarctic Artists and Writers Program.

sebagai bagian dari Program Penulis dan Seniman Yayasan Sains Nasional.

I spoke with scientists there

Saya bicara dengan ilmuan

and I learned just how vulnerable my city was.

dan belajar betapa rentan kota saya.

I was standing on the very ice that threatened to melt

Saya berdiri di atas es yang terancam mencair

and drown the only place I've ever called home.

dan menenggelamkan tempat yang saya sebut rumah.

So I took that ice and I made art with it.

Jadi saya ambil es itu dan menjadikannya seni.

I took ice that glaciologists brought back from their field stations

Saya mengambil es yang dibawa ahli glasiologi

dari tempat penelitian mereka

and melted it to create a series of Antarctic ice paintings,

dan mencairkannya untuk membuat serangkaian lukisan es Antartika,

paintings made in Antarctica with Antarctica and about Antarctica.

lukisan yang dibuat di Antartika, dengan Antartika dan tentang Antartika.

But they weren't just about Antarctica.

Tapi tidak hanya soal Antartika.

They were about where Antarctica was going.

Tentang kemana Antartika akan pergi.

I returned to Miami transformed by that experience

Saya kembali ke Miami

dengan pengalaman yang merubah

and pivoted my art practice to one

dan mengubah praktik seni saya

where for 15 years now I’ve been trying to ask,

Dimana setelah 15 tahun saya selalu bertanya,

how do we best engage the public around climate issues?

bagaimana kita menghubungkan publik dengan isu iklim?

Just a few years ago,

Hanya beberapa tahun lalu,

I worked with the village of Pinecrest

Saya bekerja dengan desa Pinecrest

to develop a socially engaged art project

untuk membangun proyek seni yang melibatkan sosial

that would make sea level rise impossible to ignore.

yang akan membuat naiknya permukaan laut mustahil untuk diabaikan.

We called it The Underwater Homeowners Association.

Kami menyebutnya Asosiasi Pemilik Rumah Bawah Air.

Let that sink in for a second.

Biarkan itu meresap sebentar.

(Laughter)

(Tertawa)

We used those Antarctic ice paintings as the backdrop for yard signs

Kami menggunakan lukisan es Antartika sebagai latar belakang baliho

that would map the elevation of people's homes.

yang akan menggambarkan ketinggian rumah penduduk.

People use an app to find out how many feet above sea level their homes are.

Orang menggunakan aplikasi untuk mengetahui

seberapa meter di atas permukaan laut rumah mereka

And then they would either paint that number on a yard sign

Mereka akan melukis nomornya di baliho

or take home a pre-made one

atau memakai yang sudah jadi

and they would place it in their front yards.

dan mereka akan menempatkannya di halaman depan.

Now, you can imagine, when your neighbor from across the street asks you

Sekarang, bisa dibayangkan saat tetangga seberang bertanya

apa arti nomor 8 di depan halamanmu,

what that number eight in front of your house means,

it's a perfect opportunity for you to tell them

ini kesempatan bagus untuk memberi tahu

that they too live at eight feet above the sea.

bahwa mereka juga hidup di ketinggian 8 kaki permukaan laut.

And it is in their interest,

Dan demi kepentingan mereka,

in their personal and financial interest,

kepentingan pribadi dan keuangan mereka,

to understand the consequences of a warming planet.

untuk mengerti tentang konsekuensi dari pemanasan bumi.

The strangeness or weirdness of these signs --

keanehan dari baliho ini --

remember, these aren't political signs or "home for sale" signs,

ingat, ini bukan baliho politik atau baliho ‘rumah ini dijual’,

these are elevation markers --

ini adalah penanda ketinggian

is a key component to a socially engaged project

yang merupakan bagian penting dari proyek dengan melibatkan masyarakat

that makes random people stop long enough to ask,

yang membuat orang yang lewat berhenti sejenak untuk bertanya

"What is this about?"

’“Soal apa ini?”

And it is in that way

Dan dengan begitu

that many of my neighbors realized

banyak dari tetangga Saya sadar

that although they lived farther inland from the ocean,

bahwa meskipun mereka hidup di tengah pulau jauh dari lautan,

they weren't necessarily less vulnerable to the rising seas.

Bukan berati mereka bebas dari risiko kenaikan air laut.

You see, in Miami, elevation generally increases as you move inland

D Miami, ketinggian umumnya meningkat seiring bergerak kedalam

until you hit this ridge

sampai Anda mencapai puncak ini

and then it starts dropping

Ketinggian mulai menurun

as you approach the Florida Everglades, the River of Grass,

saat Anda mendekati Florida Everglades, Sungai Grass,

or what I call Miami's second coastline.

atau saya sebut sebagai pesisir pantai kedua Miami.

As these yard signs were popping up --

saat baliho itu bermunculan

house by house, block by block --

dari rumah ke rumah, dan dari blok ke blok

I worked with schools to paint four street intersections

Saya bekerja dengan sekolah untuk melukis perempatan jalan

with their respective elevations.

dengan ketinggian tertentu.

We call that road Elevation Drive

Kami menyebut jalan itu “Elevation Drive”

because it showcased the elevation of a neighborhood,

karena menunjukkan ketinggian lingkungan sekitar,

yang meningkat seiring Anda berkendara ke pedalaman

rising as you drove inland

and then dropping after you crossed that barely noticeable ridge.

dan turun setelah melintasi puncak yang hampir tidak terlihat.

And as if being flanked by bodies of water on both sides wasn't enough,

Dan seolah diapit oleh badan air di kedua sisi tidak cukup,

Miami has a third coastline.

Miami memiliki pesisir pantai ketiga.

It's the water beneath our feet in the aquifer.

Ada air di bawah kaki kita di akuifer.

This is where saltwater intrusion

Di sinilah cemaran air asin

is presently threatening our drinking water.

mengancam air minum kita.

And it is the reason why, when it comes to sea level rise,

Inilah mengapa, saat permukaan laut naik,

dams are not a solution for Miami.

bendungan bukan solusi untuk Miami.

You see, my city is built on porous limestone rock,

Anda lihat, kota Saya dibangun di atas batuan kapur berpori,

and the water will just come up through it.

dan air akan naik melewatinya.

Now, as information about this, about our project, started getting out,

Kini, saat informasi soal proyek kami mulai muncul,

all hell broke loose.

semua menjadi kacau.

People started calling the mayor's office,

Orang mulai menelepon kantor walikota,

"What are you doing?

“Apa yang kamu lakukan?

How are you supporting a project

Bagaimana Anda mendukung proyek

that's going to inherently diminish our property values?"

yang secara permanen akan mengurangi nilai properti kami?”

And the realtors were aghast.

Dan para makelar terkejut.

"How are we going to make sales in the neighborhood?"

“Bagaimana kita melakukan penjualan di area ini?”

This backlash, this desire to hide a number

Reaksi ini, keinginan untuk menyembunyikan angka

that's in every single one of our flood insurance documents

yang ada di setiap dokumen asuransi banjir kami

made the city officials actually reconsider the support for the project.

membuat pejabat kota meninjau kembali dukungan untuk proyek tersebut.

But by then it was too late.

Tapi saat itu sudah terlambat.

The project had broad community support.

Proyek ini mendapat dukungan masyarakat.

Hundreds of signs were all over the neighborhood.

Ratusan baliho ada di seluruh lingkungan.

People wanted to do something.

Masyarakat ingin berbuat sesuatu.

So, we convened monthly

Jadi, setiap bulan

Underwater Homeowners Association meetings

kami mengadakan pertemuan Asosiasi Pemilih Rumah Bawah Air

where people came together

dimana masyarakat bersama-sama

and they learned from relevant scientists

belajar dari ilmuan yang sesuai

and experts and practitioners

serta para ahli dan praktisi

and ultimately began planning for a future

untuk kemudian merencanakan masa depan

with faulty septic tanks

dengan septic tank yang rusak

and risky real estate

dan real estat yang berisiko

and water that would rise,

serta air yang akan naik,

but unlike a hurricane storm surge,

tapi tidak seperti gelombang badai topan,

will not recede.

tidak akan surut.

I want to emphasize what I'm talking about here.

Saya ingin menekankan topik ini di sini.

I'm talking about social practice, about socially engaged art.

Saya bicara soal praktik sosial, tentang keterlibatan sosial di seni.

The objects are important -- the yard signs, the street murals --

Benda-benda itu penting -- baliho, mural jalanan --

but the art is the process.

tapi seni adalah prosesnya.

The art lives in the interaction,

Seni hidup dalam interaksi,

in the community coming together to plan to strategize.

di masyarakat yang bersama merencanakan strategi.

It is in this way

Dengan cara ini

that socially engaged art provides a mechanism

bahwa seni yang terlibat secara sosial menyediakan mekanisme

that brings different people together

yang menyatukan masyarakat

around a shared challenge.

melalui tantangan bersama.

And importantly,

Dan paling penting,

it generates a sense of agency, of responsibility.

itu menghasilkan rasa kepemilikan, tanggung jawab.

I first started working with my neighbors on environmental issues

Saya pertama bekerja dengan tetangga mengenai masalah lingkungan

when I witnessed a destruction of wetlands

ketika saya menyaksikan penghancuran lahan basah

on a drive down to the Florida Keys.

dalam perjalanan ke Florida Keys.

Miles upon miles of mangroves were being bulldozed

Bermil-mil hutan bakau dilibaskan

to make space for a wider road.

untuk memperlebar jalan.

And I imagined someone driving down that road in the future

Dan saya membayangkan orang di masa depan berkendara disana

being clueless about the ecosystem

tidak tahu apa-apa tentang ekosistem

that once thrived there.

yang pernah berkembang di sana.

Just like many of us today

Seperti banyak dari kita

are oblivious to the nature we've already destroyed.

tidak menyadari alam yang telah kita hancurkan.

So I used eco art.

Jadi saya menggunakan eco art.

I brought my neighbors, my South Floridians,

Saya membawa tetangga saya, warga Florida Selatan,

on walks through majestic mangrove forests.

berjalan melalui hutan bakau yang megah.

There we were, knee deep in water, crawling through mangrove roots.

Di dalam air setinggi lutut, kami merangkak menembus akar bakau.

And I would explain that these trees sequester carbon from the atmosphere.

Dan saya menjelaskan bahwa pepohonan ini menyerap karbon dari atmosfer.

They support biodiversity, they protect us from storm surges.

Mereka mendukung keanekaragaman hayati, melindungi kita dari gelombang badai.

We collected mangrove propagules, seedlings,

Kami kumpulkan propagul mangrove, bibit,

that we would then give to store owners on Lincoln Road,

kemudian kami berikan pada pemilik toko di Jalan Lincoln

the busiest shopping area in Miami Beach.

area belanja paling sibuk di pantai Miami.

We asked those store owners to grow those mangroves

Kami minta pemilik toko ini untuk menanam mangrove

as vertical nurseries right there inside their stores.

sebagai pembibitan vertikal di dalam toko mereka.

Our volunteers put the seedlings in disposable cups

Relawan akan meletakan bibit pada gelas sekai pakai

and hung them on the merchant windows as installations

lalu digantung di jendela toko sebagai instalasi

that reference the city grid

yang menggambarkan kisi kota

that displaced the mangroves on that very barrier island.

yang menggusur hutan bakau dari sisi luar pulau.

When the people walk by that store,

Ketika warga melewati toko itu,

it's really unexpected to see a bunch of mangroves in a window.

sangat tidak terduga melihat segerombolan bakau di jendela.

So they ask a store owner, "What is this about?"

Dan mereka bertanya, “Tentang apakah ini?”

Pemilik menjawab, ”Mangrove ini mengambil kembali pulau mereka.

The owner says, "These mangroves are reclaiming their island.

Mangrove seedlings used to hang on this very location, on trees,

Bibit mangrove dulunya tergantung di lokasi ini, di pohon,

before all of this concrete was poured."

sebelum semua beton ini dituangkan.”

Well, when the installations came down after the seedlings were germinated,

Nah, ketika instalasi diturunkan setelah bibit berkecambah,

we planted them.

kami kemudian menanamnya.

Twenty-five acres of them on Biscayne Bay.

25 hektar di Teluk Biscayne.

But more importantly,

Tapi yang lebih penting,

we inspired thousands of South Floridians

kami menginspirasi ribuan warga Florida Selatan

to become environmental stewards,

menjadi penjaga lingkungan,

to care for the environment.

untuk merawat lingkungan.

We did this in partnership with dozens of schools, museums and libraries.

Kami melakukan ini dalam kemitraan dengan sekolah, museum, dan perpustakaan.

And it wasn't just about creating ecosystems above and below the water line.

Dan bukan hanya tentang menciptakan ekosistem di atas dan di bawah garis air.

It was about developing a cadre of eco emissaries,

Itu tentang mengembangkan kader utusan lingkungan,

of creative problem solvers.

pemecah masalah yang kreatif.

Of Miamians, driven by empathy and love of community.

Orang Miami, yang didorong oleh empati dan cinta masyarakat.

Art did that. Art has that power.

Seni yang melakukannya. Seni memiliki kekuatan itu.

Art has the power to break down barriers and bridge divides.

Seni memiliki kekuatan untuk mendobrak penghalang dan menjembatani perbedaan.

Art can help us see things in different ways.

Seni menambah perspektif kita.

When you look at one of those yard signs with a number on it and ask,

Saat anda melihat baliho dengan angka dan bertanya,

“What is this about?” --

“Tentang apakah itu?“--

that's the moment when the seed of awareness is planted in you.

saat itulah benih kesadaran tertanam dalam diri Anda.

We've piqued your curiosity.

Kami menumbuhkan keingintahuan Anda.

When you're engaged in an eco art project and begin caring for mangroves,

Saat Anda terlibat dalam proyek seni alam dan mulai merawat bakau,

walking in that forest, collecting them, sharing, talking about them,

berjalan di hutan itu, mengumpulkannya, berbagi, membicarakannya,

installing them and then planting them,

memasang dan kemudian menanamnya,

you begin to develop a personal connection with nature.

Anda mulai mengembangkan hubungan pribadi dengan alam.

Finding ways to provoke that moment of inquiry

Menemukan cara untuk memprovokasi momen pertanyaan itu

and importantly,

dan terlebih,

creating pathways for further action,

menciptakan jalur untuk tindakan lebih lanjut,

that's what socially engaged art does.

itu yang dilakukan oleh seni yang melibatkan sosial

And it is my hope that all of us, across all sectors,

Dan harapan saya kepada kita semua, di semua sektor,

use the power of art.

gunakan kekuatan seni.

That universal language, the power of art,

Bahasa universal itu, kekuatan seni,

to engage our communities.

untuk terhubung dengan komunitas.

So that individuals can tap into their own creativity

Sehingga individu dapat memanfaatkan kreativitas mereka sendiri

and work with others in finding innovative approaches

dan bekerjasama dalam menemukan pendekatan inovatif

to build a more just, a more loving and a more beautiful world.

untuk membangun dunia yang lebih adil, lebih penuh kasih dan lebih indah.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)