Can AI have a mind of its own? ⏲️ 6 Minute English

Hello. This is 6 Minute English from

Halo. Ini adalah 6 Menit Bahasa Inggris dari

BBC Learning English. I’m Sam.

BBC Learning English. Saya Sam.

And I’m Neil.

Dan saya Neil.

In the autumn of 2021, something

Pada musim gugur tahun 2021, sesuatu

strange happened at the Google

yang aneh terjadi di

headquarters in California’s Silicon

kantor pusat Google di Lembah Silikon California

Valley. A software engineer called,

. Seorang insinyur perangkat lunak bernama,

Blake Lemoine, was working on the

Blake Lemoine, sedang mengerjakan

artificial intelligence project, ‘Language

proyek kecerdasan buatan, '

Models for Dialogue Applications’, or

Model Bahasa untuk Aplikasi Dialog', atau

LaMDA for short. LaMDA is a

disingkat LaMDA. LaMDA adalah

chatbot – a computer programme

chatbot – program komputer

designed to have conversations with

yang dirancang untuk melakukan percakapan dengan

humans over the internet.

manusia melalui internet.

After months talking with LaMDA

Setelah berbulan-bulan berbicara dengan LaMDA

on topics ranging from movies to

tentang topik mulai dari film hingga

the meaning of life, Blake came to

makna hidup, Blake sampai pada

a surprising conclusion: the chatbot

kesimpulan yang mengejutkan: chatbot

was an intelligent person with wishes

adalah orang yang cerdas dengan keinginan

and rights that should be respected.

dan hak yang harus dihormati.

For Blake, LaMDA was a Google

Bagi Blake, LaMDA adalah

employee, not a machine.

karyawan Google, bukan mesin.

He also called it his ‘friend’.

Dia juga menyebutnya 'teman'.

Google quickly reassigned Blake from

Google dengan cepat menugaskan kembali Blake dari

the project, announcing that his ideas

proyek tersebut, mengumumkan bahwa idenya

were not supported by the evidence.

tidak didukung oleh bukti.

But what exactly was going on?

Tapi apa sebenarnya yang terjadi?

In this programme, we’ll be

Dalam program ini, kita akan

discussing whether artificial intelligence

membahas apakah kecerdasan buatan

is capable of consciousness. We’ll hear

mampu menghasilkan kesadaran. Kita akan mendengar

from one expert who thinks AI is not as

dari seorang pakar yang menganggap AI tidak

intelligent as we sometimes think,

secerdas yang terkadang kita pikirkan,

and as usual, we’ll be learning some

dan seperti biasa, kita juga akan mempelajari beberapa

new vocabulary as well.

kosa kata baru.

But before that, I have a question for

Tapi sebelum itu, saya punya pertanyaan untuk

you, Neil. What happened to Blake Lemoine

Anda, Neil. Apa yang terjadi pada Blake Lemoine

is strangely similar to the 2013 Hollywood

anehnya mirip dengan film Hollywood 2013

movie, Her, starring Joaquin Phoenix as

, Her, yang dibintangi Joaquin Phoenix sebagai

a lonely writer who talks with his

penulis kesepian yang berbicara dengan

computer, voiced by Scarlett Johansson.

komputernya, disuarakan oleh Scarlett Johansson.

But what happens at the end

Tapi apa yang terjadi di akhir

of the movie? Is it:

film? Apakah ini:

a) the computer comes to life?

a) komputer menjadi hidup?

b) the computer dreams about the writer? or,

b) komputer memimpikan penulis? atau,

c) the writer falls in love with the computer?

c) penulis jatuh cinta dengan komputer?

... c) the writer falls in love with the computer.

... c) penulis jatuh cinta dengan komputer.

OK, Neil, I’ll reveal the answer at the end

Oke, Neil, saya akan mengungkapkan jawabannya di akhir

of the programme. Although Hollywood is

program. Meskipun Hollywood

full of movies about robots coming to life,

penuh dengan film tentang robot yang menjadi hidup,

Emily Bender, a professor of linguistics and

Emily Bender, seorang profesor linguistik dan

computing at the University of Washington,

komputasi di University of Washington,

thinks AI isn’t that smart. She thinks the

menganggap AI tidak secerdas itu. Menurutnya

words we use to talk about technology,

kata-kata yang kita gunakan untuk berbicara tentang teknologi,

phrases like ‘machine learning’, give a

frasa seperti 'pembelajaran mesin', memberikan

false impression about what

kesan yang salah tentang apa yang

computers can and can’t do.

bisa dan tidak bisa dilakukan komputer.

Here is Professor Bender discussing

Ini adalah Profesor Bender yang membahas

another misleading phrase, ‘speech

frasa menyesatkan lainnya, '

recognition’, with BBC World Service

pengenalan ucapan', dengan program BBC World Service

programme, The Inquiry:

, The Inquiry:

If you talk about ‘automatic speech

Jika Anda berbicara tentang 'pengenalan ucapan otomatis

recognition’, the term ‘recognition’

', istilah 'pengenalan'

suggests that there's something

menunjukkan bahwa ada sesuatu yang

cognitive going on, where I think a

kognitif terjadi, di mana saya pikir sebuah

better term would be automatic transcription.

istilah yang lebih baik adalah transkripsi otomatis.

That just describes the input-output

Itu hanya menggambarkan hubungan input-output

relation, and not any theory or wishful

, dan bukan teori atau angan-angan apa pun

thinking about what the computer is

tentang apa yang

doing to be able to achieve that.

dilakukan komputer untuk dapat mencapainya.

Using words like ‘recognition’ in relation

Menggunakan kata-kata seperti 'pengenalan' dalam kaitannya

to computers gives the idea that

dengan komputer memberikan gagasan bahwa

something cognitive is happening – something

sesuatu yang bersifat kognitif sedang terjadi – sesuatu yang

related to the mental processes of

berhubungan dengan proses mental

thinking, knowing, learning and understanding.

berpikir, mengetahui, belajar, dan memahami.

But thinking and knowing are human,

Tetapi berpikir dan mengetahui adalah aktivitas manusia,

not machine, activities. Professor Benders

bukan mesin. Profesor Benders

says that talking about them in connection

mengatakan bahwa berbicara tentang mereka sehubungan

with computers is wishful thinking -

dengan komputer adalah angan-angan -

something which is unlikely to happen.

sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

The problem with using words in this

Masalah dengan menggunakan kata-kata dengan

way is that it reinforces what

cara ini adalah memperkuat apa yang

Professor Bender calls, technical

disebut Profesor Bender,

bias – the assumption that the computer

bias teknis – asumsi bahwa komputer

is always right. When we encounter

selalu benar. Ketika kita menemukan

language that sounds natural, but is

bahasa yang terdengar alami, tetapi

coming from a computer, humans

berasal dari komputer, manusia

can’t help but imagine a mind behind

mau tidak mau membayangkan pikiran di balik

the language, even when there isn’t one.

bahasa tersebut, bahkan ketika tidak ada.

In other words, we anthropomorphise

Dengan kata lain, kami melakukan antropomorfisasi

computers – we treat them as if they

komputer – kami memperlakukannya seperti

were human. Here’s Professor Bender

manusia. Inilah Profesor Bender

again, discussing this idea with

lagi, mendiskusikan ide ini dengan

Charmaine Cozier, presenter of BBC

Charmaine Cozier, pembawa acara BBC

World Service’s, the Inquiry.

World Service, the Inquiry.

So ‘ism’ means system, ‘anthro’ or ‘anthropo’

Jadi 'isme' artinya sistem, 'anthro' atau 'antropo'

means human, and ‘morph’ means shape...

artinya manusia, dan 'morph' artinya bentuk...

And so this is a system that puts the

Jadi ini adalah sistem yang menempatkan

shape of a human on something, and

bentuk manusia pada sesuatu, dan

in this case the something is a computer.

dalam hal ini sesuatu itu adalah sebuah komputer.

We anthropomorphise animals all the time,

Kami melakukan antropomorfisasi hewan sepanjang waktu,

but we also anthropomorphise action figures,

tetapi kami juga melakukan antropomorfisasi figur aksi,

or dolls, or companies when we talk about

atau boneka, atau perusahaan ketika kami berbicara tentang

companies having intentions and so on.

perusahaan yang memiliki niat dan sebagainya.

We very much are in the habit of seeing

Kita sangat terbiasa melihat

ourselves in the world around us.

diri kita sendiri di dunia sekitar kita.

And while we’re busy seeing ourselves

Dan sementara kita sibuk melihat diri kita sendiri

by assigning human traits to things that

dengan menetapkan sifat manusia pada hal-hal yang

are not, we risk being blindsided.

bukan, kita berisiko dibutakan.

The more fluent that text is, the more

Semakin lancar teks itu, semakin banyak

different topics it can converse on, the

topik yang berbeda yang dapat dibicarakan,

more chances there are to get taken in.

semakin besar peluang untuk diterima.

If we treat computers as if they could think,

Jika kita memperlakukan komputer seolah-olah mereka dapat berpikir,

we might get blindsided, or

kita mungkin akan dibutakan, atau

unpleasantly surprised. Artificial intelligence

terkejut secara tidak menyenangkan. Kecerdasan buatan

works by finding patterns in massive

bekerja dengan menemukan pola dalam

amounts of data, so it can seem like

sejumlah besar data, sehingga

we’re talking with a human, instead

kita seolah-olah sedang berbicara dengan manusia, alih-alih

of a machine doing data analysis.

mesin yang melakukan analisis data.

As a result, we get taken in – we’re tricked

Akibatnya, kita tertipu – kita ditipu

or deceived into thinking we’re dealing

atau ditipu untuk berpikir bahwa kita sedang berurusan

with a human, or with something intelligent.

dengan manusia, atau dengan sesuatu yang cerdas.

Powerful AI can make machines appear conscious,

AI yang kuat dapat membuat mesin tampak sadar,

but even tech giants like Google are years

tetapi bahkan raksasa teknologi seperti Google masih membutuhkan waktu bertahun-tahun

away from building computers that can

untuk membuat komputer yang dapat

dream or fall in love. Speaking of which,

diimpikan atau jatuh cinta. Omong-omong,

Sam, what was the answer to your question?

Sam, apa jawaban atas pertanyaanmu?

I asked what happened in the 2013 movie, Her.

Saya bertanya apa yang terjadi di film 2013, Her.

Neil thought that the main character

Neil berpikir bahwa karakter utama

falls in love with his computer, which

jatuh cinta dengan komputernya, yang

was the correct answer!

merupakan jawaban yang tepat!

OK. Right, it’s time to recap the vocabulary

OKE. Benar, saatnya merangkum kosa kata yang telah

we’ve learned from this programme about AI,

kita pelajari dari program tentang AI ini,

including chatbots - computer programmes

termasuk chatbots - program komputer

designed to interact with

yang dirancang untuk berinteraksi dengan

humans over the internet.

manusia melalui internet.

The adjective cognitive describes

Kognitif kata sifat menggambarkan

anything connected with the mental

segala sesuatu yang berhubungan dengan

processes of knowing,

proses mental mengetahui,

learning and understanding.

belajar dan memahami.

Wishful thinking means thinking that

Wishful thinking berarti berpikir bahwa

something which is very unlikely to happen

sesuatu yang sangat tidak mungkin terjadi

might happen one day in the future.

mungkin akan terjadi suatu hari nanti.

To anthropomorphise an object means

Melakukan antropomorfisasi suatu objek berarti

to treat it as if it were human,

memperlakukannya seolah-olah itu adalah manusia,

even though it’s not.

meskipun sebenarnya bukan.

When you’re blindsided, you’re

Saat Anda buta, Anda

surprised in a negative way.

terkejut dengan cara yang negatif.

And finally, to get taken in by someone means

Dan terakhir, terperdaya oleh seseorang berarti

to be deceived or tricked by them.

ditipu atau ditipu oleh mereka.

My computer tells me that our six minutes

Komputer saya memberi tahu saya bahwa enam menit kami

are up! Join us again soon, for now

sudah habis! Bergabunglah dengan kami lagi segera, untuk saat ini

it’s goodbye from us.

selamat tinggal dari kami.

Bye!

Selamat tinggal!