The radical act of choosing common ground | Nisha Anand

Transcriber: Leslie Gauthier Reviewer: Ivana Korom

Translator: Adinda Diah Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

In 1994, the Violent Crime Control and Law Enforcement Act passed.

Pada tahun 1994,

Undang-Undang Pengendalian Kekerasan dan Penegakan Hukum disahkan.

You probably know it as the crime bill.

Anda mungkin menyebutnya RUU pidana.

It was a terrible law.

Itu adalah hukum yang buruk.

Itu mengawali era penahanan masal

It ushered in an era of mass incarceration

that allowed mandatory minimums,

yang memperkenankan kebijakan minimum,

three-strikes laws,

hukum three-strikes,

the expansion of the death penalty --

perluasan hukuman mati --

it was terrible.

itu mengerikan.

But it passed with bipartisan support.

Namun, itu berlalu dengan dukungan bipartisan.

GOP House Speaker Newt Gingrich,

Wakil dari GOP, Newt Gingrich,

architect of the Republican Revolution,

perancang Revolusi Republikan,

led the way --

memimpin jalannya --

signed into law by Democratic President, Bill Clinton.

diresmikan sebagai hukum oleh Presiden Demokrat, Bill Clinton.

Also in 1994,

Di tahun 1994 pula,

I was a senior in high school when this bill got passed,

saya senior di SMA ketika RUU ini disahkan,

and you were likely to find me

dan Anda akan menemukan saya

on the streets protesting any number of causes ...

di jalanan memprotes segala perkara itu,

including the crime bill.

termasuk RUU pidana.

So that's what makes this picture all the more surprising.

Jadi, itulah yang membuat foto ini lebih mengejutkan.

Newt was not on the top of my "Favorite Person in this Country" list.

Newt bukan orang terfavorit saya di negara ini.

But this picture was taken in 2015.

Tapi, foto ini diambil di tahun 2015.

This was the start of a movement

Ini adalah awal dari pergerakan

that would pass a bill called the First Step Act.

yang akan mengesahkan RUU First Step.

The "New York Times" called it the most significant reform

New York Times menyebutnya reformasi paling signifikan

in criminal justice in a generation.

dalam peradilan pidana di generasi itu.

You know, 1994 Nisha --

Nisha di tahun 1994 --

on-the-streets activist --

aktivis jalanan --

might be disappointed in this photo --

mungkin akan kecewa dengan foto ini --

some of you might be too.

beberapa dari Anda mungkin juga.

But standing here today I'm not.

Tapi berdiri di sini, saya tidak kecewa.

This is what I'm here to talk to you about today.

Saya di sini untuk membicarakan ini.

Ini adalah titik temu radikal.

This is radical common ground.

And I'm not talking about the kind of common ground where --

Dan saya tak membicarakan jenis titik temu di mana

you know, we can talk about how much we love springtime

kita bisa berbincang tentang enaknya musim semi

or "puppies are super cute."

atau kelucuan anak anjing.

And it's not, you know, compromised common ground.

Dan itu bukanlah titik temu yang dikompromi.

This is common ground that's hard.

Ini adalah titik temu yang sulit.

It hurts.

Itu menyakitkan.

It's the type of common ground where you will be ridiculed and judged.

Titik temu ini akan membuat Anda diejek dan dikritik.

But it's the type of common ground that can secure human freedom.

Tapi, titik temu ini bisa melindungi kebebasan manusia.

It can save lives.

Ini bisa menyelamatkan nyawa.

And it's the type of common ground I was born to find.

Saya lahir untuk menemukan titik temu jenis ini.

It's in my DNA.

Ini ada di dalam DNA saya.

My dad was born during the partition in India.

Ayah saya lahir selama masa pemisahan di India.

After the Indian independence movement, the country was really divided

Setelah pergerakan kemerdekaan India, negara itu benar-benar terbagi

between people who wanted to keep the country together

antara mereka yang ingin negaranya tetap bersatu

and those who wanted different independent nations.

dan mereka yang ingin merdeka.

And when the British left,

Dan ketika Inggris angkat kaki,

they just decided to draw a line, the partition and make a new country.

mereka memutuskan untuk berpisah dan membangun negara baru.

This started the largest forced mass migration in human history.

Ini mengawali migrasi massa terbesar dalam sejarah manusia.

Fifteen million people trapped on the wrong side of these new borders.

15 juta orang terjebak dalam sisi yang salah dari pemisah baru ini.

Two million people dead during the partition.

Dua juta orang mati selama pemisahan ini.

And my dad was the youngest baby in a Hindu family

Dan ayah saya adalah bayi termuda dalam sebuah keluarga Hindu

on the wrong side of the border.

di sisi yang salah dari pemisah ini.

and like families all around the border on both sides,

Seperti keluarga lain dalam pemisah di kedua sisi,

they went into hiding.

mereka bersembunyi.

And I was told when I was little about the story of my family in hiding,

Dan ketika kecil, saya diceritakan tentang persembunyian keluarga saya,

and one day when armed men came into the house that they were hiding in,

dan suatu hari, saat pria-pria bersenjata memasuki rumah persembunyian mereka,

searching for families, my dad started crying.

mencari keluarga-keluarga, ayah saya mulai menangis.

And my grandma started shaking him.

Dan nenek saya mulai mengayunkannya.

And my grandfather, in that moment,

Dan kakek saya, pada saat itu,

he made the choice that he'd sacrifice his son in order to save the family.

beliau memutuskan untuk mengorbankan anaknya agar keluarganya selamat.

But luckily, in that moment he stopped crying.

Untungnya, saat itu, beliau berhenti menangis.

My grandma, she shook him and he stopped crying

Nenek saya mengayunnya dan ayah berhenti menangis.

and I'm here today because he stopped crying.

Saya ada di sini sekarang karena beliau berhenti menangis.

But I'm also here today

Tapi, saya juga sekarang ada di sini

because of that Muslim family that took us in.

karena keluarga muslim yang menampung kami.

They also were held at gunpoint

Mereka juga ditodong senjata,

and an armed man asked if they were hiding anyone,

dan seorang pria bersenjata bertanya apakah mereka menyembunyikan orang,

and they swore on the Quran that nobody was in that house.

dan mereka bersumpah atas Al-Qur'an bahwa tidak ada siapa pun di dalam rumah.

They chose in that moment when the entire country --

Mereka memilihnya pada saat seluruh negeri --

semua orang di wilayah itu,

everybody in the region,

you could hate people who had different politics than you,

Anda bisa membenci orang dengan pandangan politik berbeda,

different religion,

agama yang berbeda,

you could kill people.

Anda bisa membunuh orang.

That was what was happening.

Itulah yang terjadi.

but they swore on their Holy book,

Tapi, mereka bersumpah atas Kitab Suci mereka,

they chose the shared humanity

mereka memilih kemanusiaan

over politics of that day, and we lived.

daripada politik hari itu, dan kami hidup.

And we survived.

Dan kami bertahan hidup.

And I start with this story because often people tell me

Dan saya menceritakan ini karena orang sering bilang

that my mission for common ground is the weak position.

bahwa misi saya untuk titik temu adalah posisi yang lemah.

But I ask how was that Muslims family's actions weak?

Tapi, bagaimana bisa tindakan keluarga muslim itu disebut lemah?

Karena tindakan mereka, ayah saya tumbuh sehat di India

Because of that, my dad did grow up healthy in India

and he emigrated to this country,

dan beliau beremigrasi ke Amerika,

and I was born here in the late '70s,

dan saya lahir di sini pada akhir tahun 70an,

and like most first-generation kids I was born to build bridges.

seperti kebanyakan anak generasi pertama, saya lahir untuk menjadi penghubung.

I was a bridge between the old country and the new.

Saya menghubungkan negara yang lama dengan yang baru.

And just growing up, that's what I did.

Itulah yang saya lakukan dari kecil.

I was a brown girl in the Black and white South in Atlanta, Georgia.

Saya berkulit cokelat

di area Selatan orang kulit putih dan hitam di Atlanta, Georgia.

I was like, on one hand,

Di satu sisi,

the perfect Indian daughter --

saya gadis India yang sempurna

straight As,

mendapat nilai A,

captain of the debate team --

kapten tim debat,

but on the other hand,

tapi di sisi lain,

I was also this radical feminist,

saya juga seorang feminis radikal,

punk-rock activist sneaking out of the house for concerts

aktivis punk-rock yang menyelinap untuk menonton konser,

and, you know, getting arrested like, all the time for causes.

dan sering tertangkap karena perkara.

I was a mix of a lot things.

Saya campuran dari banyak hal.

But they all live harmoniously in me.

Tapi, semuanya hidup secara harmonis di dalam diri saya.

Building bridges was just natural,

Menjadi perantara terasa alamiah,

and I think all of us represent a mix of a bunch of things.

saya pikir kita semua mewakili campuran dari banyak hal.

I think we have that ability to find the common ground.

Saya pikir kita punya kemampuan untuk menemukan titik temu.

But that's not how I was living my life ...

Tapi, itu bukan cara saya menjalani hidup, tidak sama sekali.

at all.

I moved to the Bay Area in 2001,

Saya pindah ke Wilayah Teluk di tahun 2001,

and this was kind of a turning point for me;

ini menjadi sejenis titik balik untuk saya;

it was the start of the second Iraq War.

itu adalah awal dari perang Iraq kedua.

And I was organizing with a bunch of activists --

Dan saya mengorganisir bersama segerombolan aktivis,

of course --

tentu saja --

and we were thinking that probably we needed to expand our circle

dan kami berpikir mungkin kami butuh memperluas lingkaran kami sedikit,

a little bit,

that we weren't going to successfully stop the war if, you know --

bahwa kami tidak akan sukses menghentikan perang

just amongst us.

jika hanya di antara kami.

So we decided we'd build bridges,

Kami memutuskan untuk menjalin hubungan, memperluas lingkaran kami,

expand our circle,

and so the great, anarchist versus communist soccer tournament

maka turnamen besar sepak bola antara anarkis melawan komunis

of 2001 was born.

muncul pada tahun 2001.

(Laughter)

(Tawa)

That's it.

Itu saja.

That's how large my circle was allowed to expand.

Hanya sebesar itu perluasan lingkaran saya.

Menjalin hubungan dengan Partai Demokrat yang liberal?

Building bridges with liberal Democrats?

Oh, no way, that was a bridge too far.

Oh, tak mungkin, itu terlalu jauh.

Local electeds?

Para lokal yang terpilih?

That was a bridge too far.

Itu terlalu jauh.

And that was in 2001.

Dan itu terjadi pada 2001.

And I think you'll agree with me now.

Dan Anda mungkin setuju bahwa itu bertambah parah di tahun 2020,

In 2020 it's gotten even worse --

that division, that tribalism.

pembagian itu, tribalisme itu.

We won't sit down at dinner

Kita tidak mau makan malam

with people who voted differently than us.

dengan mereka yang memilih suara berbeda.

We, like, see a mean tweet from our best friend --

Kita melihat tweet jahat dari sahabat kita,

a tweet that, like, doesn't fit with our worldview,

tweet yang tidak sesuai dengan pandangan kita,

and all of a sudden they're canceled.

dan tiba-tiba kita membuang mereka.

The purity politics of the moment gone.

Kemurnian politik hilang.

I sometimes wake up --

Terkadang, saya bangun tidur dan tidak tahu ingin melakukan apa.

I don't know what we're going to do.

And people ask me "how do we do that?"

Orang-orang bertanya, "Bagaimana kita melakukannya?"

But I know about common ground.

Tapi, saya tahu tentang titik temu.

I feel like we can build those bridges.

Saya merasa kita bisa membangun hubungan itu.

But it's not easy.

Tapi, itu tidak mudah.

I have a concept that I go back to,

Ada sebuah konsep yang saya jadikan acuan,

and it's a concept that should be familiar to everybody

dan itu seharusnya konsep yang lazim untuk semua orang

since the beginning of human history.

sejak awal sejarah manusia,

It's the idea of the commons.

yaitu gagasan mengenai kesamaan.

This shared place in the center of town --

Tempat bersama ini di pusat kota --

town square,

alun-alun kota,

the quad --

but it's the place where you come together,

tapi ini adalah tempat di mana Anda datang sebagai suatu komunitas

your community,

and you can listen to people on soapboxes with different ideas,

dan Anda bisa mendengar orang berceramah tentang ide yang berbeda,

and you can be very different,

dan Anda bisa jadi sangat berbeda,

but you come together because you know together we're stronger than being apart.

tapi Anda datang karena kita lebih kuat bersama-sama.

And today when I think of the commons,

Dan kini, saat saya memikirkan kesamaan,

I extend it to the resources we all share --

saya memperluasnya pada sumber daya yang kita pakai --

collectively owned,

milik bersama,

like the air we breathe.

seperti udara yang kita hirup.

I think of schools,

Saya memikirkan sekolah,

parks.

taman.

I think of the intelligence we share.

Saya memikirkan kepintaran yang kita punya.

We can share in libraries or the internet.

Kita bisa membaginya di perpustakaan atau internet.

And I think the internet's important.

Saya kira internet itu penting.

In this digital age,

Pada era digital ini,

that shared humanity,

kemanusiaan itu,

that access to be together in the commons,

akses untuk bersama dalam kesamaan,

is at our fingertips.

ada pada ujung jari kita.

But we're not using it that way.

Tapi, pemakaian kita berbeda.

We're not coming together.

Kita tidak bergabung menjadi satu.

To choose that path towards the commons and to be with each other,

Untuk memilih jalan menuju kesamaan dan menjadi bersama,

you also have to choose love.

Anda juga harus memilih cinta.

That's a hard thing.

Itu hal yang sulit.

But I know you can't go to the town square

Tapi saya tahu Anda tak pergi ke alun-alun kota

filled with hate for the town.

dengan kebencian untuk kota Anda.

You can't lead a people you don't love.

Anda tak bisa memimpin orang-orang yang tidak Anda cintai.

You can't lead a country you don't love.

Anda tak bisa memimpin negara yang tidak Anda cintai.

And --

Dan --

I don't think you can change the world

saya kira Anda tak bisa mengubah dunia

and say, "I'm only changing it for the people like me,

dengan bilang, "Saya akan mengubahnya untuk teman-teman saya saja,

my own circle of friends,

not for the people I hate, not for them."

bukan untuk orang yang saya benci."

Itu tidak berhasil.

It doesn't work.

Itu strategi yang buruk, itu tak berhasil,

It's a terrible strategy, it doesn't work,

but that's what we keep doing.

tapi itu yang terus kita lakukan.

I see it every single day.

Saya melihatnya setiap hari.

These silos are just getting stronger.

Pembatas ini semakin menguat saja.

And you know,

your corner of the internet,

Dan tempat Anda di internet,

like Instagram or Twitter,

seperti Instagram atau Twitter,

we're just in an echo chamber talking to each other.

kita hanya berbicara dalam ruang gema.

So I can be really comfortable in my Berkeley Democratic Socialist commons

Saya bisa benar-benar nyaman dalam lingkaran Sosialis Demokratik Berkeley

and talk to all of you.

dan bicara dengan kalian.

And my dad can be in his bootstrappy immigrant Republican commons,

dan ayah saya bisa berada di lingkaran imigran partai Republiknya,

and I can watch MSNBC

dan saya bisa menonton MSNBC,

and he can watch Fox News

dan beliau menonton Fox News,

and we will not know the same things.

dan kita tidak akan mengetahui hal yang sama.

We won't have the same --

Kita tidak akan memiliki --

I mean, we won't live in the same world.

kita tidak akan tinggal di dunia yang sama.

We may never know each other or be with each other again.

Kita mungkin takkan tahu satu sama lain atau bersama lagi.

And I don't want to keep going down that path.

Dan saya tak mau menuruni jalur itu.

And I know we can get back to a better path.

Saya tahu kita bisa kembali ke jalan yang lebih baik.

I know we can find our way to the commons,

Kita bisa menemukan jalan menuju kesamaan,

and I know that because I had a first, like, front-row, firsthand look

dan saya tahu karena saya telah melihat secara langsung dan jelas

at the ability to do it

kemampuannya dalam skala besar.

and do it on a large scale.

Saya ingin kembali ke UU First Step tadi

And so I want to get you back to the First Step Act

and the criminal justice reform.

dan reformasi peradilan pidana.

I interviewed for a job with Van Jones about seven years ago.

Saya melakukan wawancara kerja dengan Van Jones sekitar tujuh tahun lalu.

And he's been a mentor and my boss,

Dan beliau adalah mentor serta bos saya,

and he's actually an inspiration behind a lot of this in the speech.

dan beliau sebenarnya adalah inspirasi di balik pidato ini.

And he told me that we were going to pass bipartisan criminal justice reform,

Beliau bilang bahwa kami akan mengesahkan reformasi peradilan pidana bipartisan,

and I laughed because I thought that was an oxymoron.

dan saya tertawa karena saya pikir itu oksimoron.

I was in the streets --

Saya ada di jalanan --

go figure --

mengejutkan --

at the Republican National Convention in 2000

pada Konvensi Nasional Partai Republik di tahun 2000

in Philadelphia,

di Philadelphia,

and we were protesting the criminal justice system.

dan kami memprotes sistem peradilan pidana.

Tidak ada anggota partai Republik di jalanan itu.

And there were no Republicans on the streets with me at that protest.

I remembered the crime bill;

Saya ingat RUU pidana;

I lived through the tough-on-crime era;

saya melalui masa yang kejam pada kriminal;

I didn't see it.

saya tidak menyadarinya.

Tapi, beliau sadar dan membantu saya melaluinya.

But he saw it and he walked me through it.

He saw me and people like him on the Left,

Beliau melihat saya dan orang seperti dirinya di sayap Kiri

who it's always been and issue of dignity and justice,

yang selalu menjadi isu keadilan dan martabat,

that this system has been racist since the start

sistem ini sudah rasis dari awal

and discriminating against poor people and people of color

dan mendiskriminasi orang miskin dan orang kulit berwarna;

and it's an issue of justice and dignity.

itu adalah isu keadilan dan martabat.

So there we were.

Maka, di sanalah kami.

But he also saw something different from our colleagues on the Right.

Namun, beliau melihat perbedaan dari kolega kami di sayap Kanan.

The fiscal Conservatives,

Konservatif fiskal,

they had an economic incentive to do it:

mereka punya insentif ekonomi untuk melakukannya:

they saw a system that cost the taxpayers a whole lot of money

mereka melihat sistem yang merugikan pembayar pajak

and was getting terrible results

dan mendapatkan hasil yang buruk

and it wasn't making the communities any safer.

dan itu tak membuat komunitas lebih aman.

The Libertarian Right,

Hak Libertarian

who believe in less government,

yang meyakini sedikit pemerintahan

saw an expansion of government control,

melihat perluasan kontrol pemerintah,

an expansion of the police state,

perluasan negara polisi,

mass incarceration is like, antithetical to who they are.

penahanan masal itu antitesis dari jati diri mereka.

And the religious Right:

Dan hak agama:

second chances --

kesempatan kedua --

redemption.

penebusan.

These are values that they hold dear,

Ini adalah nilai-nilai yang mereka pegang,

and the criminal justice system can't see those anywhere.

dan sistem peradilan pidana tak bisa melihat itu di mana-mana.

And so there was common ground to be had.

Maka, ada titik temu yang harus dibuat.

And that's what we set out to do.

Dan itulah yang ingin kami lakukan.

And under the leadership of the formerly incarcerated folks

Dan di bawah pimpinan mantan narapidana

who have been leading this forever,

yang telah menuntun ini sejak lama,

we built this bipartisan coalition to pass criminal justice reform.

kami mendirikan koalisi bipartisan untuk mengesahkan reformasi peradilan pidana.

Eighty-seven senators voted in favor of the First Step Act,

87 senator mendukung UU First Step,

and yeah, President Trump signed it.

dan ya, Presiden Trump menandatanganinya.

And because we were able to do that,

Dan karena kami mampu melakukannya,

because we were able to look at that shared humanity,

karena kami mampu melihat kemanusiaan itu,

get over our distaste for working across the aisle,

menghilangkan perbedaan, bekerja dengan yang berseberangan,

20,000 people have been impacted in just the last year,

20,000 orang terkena pengaruhnya hanya dalam setahun terakhir,

7,000 home who would not have been home,

7,000 orang pulang untuk pertama kalinya,

17,000 years of human freedom restored just in the last year.

17,000 tahun kebebasan manusia pulih dalam hanya setahun terakhir.

(Applause and cheers)

(Tepuk tangan) (Sorakan)

And Republicans and Democrats in this election cycle,

Dan partai republik serta demokrat, dalam siklus pemilihan ini,

almost all of them running,

hampir semuanya

are running on platforms of criminal justice reform.

mengurus platform reformasi peradilan pidana.

They are trying to bring this bigger, stronger, bolder and more reforms

Mereka mencoba untuk membawa reformasi yang lebih kuat dan besar,

everywhere they are.

di mana pun mereka.

That was impossible during the tough-on-crime era.

Itu mustahil selama masa yang kejam pada kriminal.

But I also look at this.

Tapi, saya juga melihat ini.

These are the people coming home.

Ini adalah orang-orang yang pulang.

In my office, we get a video like this almost every day.

Di kantor saya, kami mendapat video seperti ini hampir setiap hari.

Thousands of people coming home.

Ribuan orang pulang ke rumahnya.

And when people tell me that common ground is the weak position

Saat orang bilang bahwa titik temu adalah posisi yang lemah,

or that my love for the people

bahwa cinta saya pada orang,

or my belief in our shared humanity is naive,

atau kepercayaan saya pada kemanusiaan itu naif,

or that if I work with folks across the aisle

atau jika saya bekerja dengan orang yang berseberangan,

that I'm somehow getting taken advantage of,

entah bagaimana saya dimanfaatkan,

I just look at this:

lihat ini saja.

I look at the people.

Saya melihat orang-orang.

I say, "Say that to this --

Saya bilang, "Katakan itu pada pada mereka yang pulang."

to the folks coming home."

Say that to those 2.2 million people that are still behind bars.

Katakan itu pada 2,2 juta orang yang masih menetap di balik jeruji besi.

So now our challenge is to make this possible

Maka, tantangan kita sekarang adalah

untuk membawanya ke sejumlah isu lain juga:

across a whole bunch of other issues too:

human rights, immigration --

HAM, imigrasi --

all sorts of things --

kesehatan, kesehatan mental.

health care, mental health.

I think there's common ground to be had.

Saya kira ada titik temu yang bisa ditemukan.

But it's not easy.

Tapi, itu tidak mudah.

If you want change in a large scale,

Jika Anda ingin perubahan dalam skala besar,

you need large movements,

Anda butuh pergerakan besar,

and that means our circles have to be bigger.

artinya lingkaran sosial kita harus lebih besar.

And it's not easy being a Lefty working across the aisle;

Sulit menjadi orang Kiri yang bekerja dengan orang Kanan,

I certainly get my fair share of hate mail,

saya tentu mendapat surat kebencian,

but I think that that's exactly the radical approach we need right now.

tapi saya pikir itulah pendekatan radikal yang kita butuhkan sekarang.

And so this is Jenny Kim.

Ini adalah Jenny Kim.

She is someone who is dead serious about second-chance hiring.

Beliau adalah orang yang serius mengenai kesempatan kedua dalam perekrutan.

She wants to make sure

Beliau ingin memastikan

that formerly incarcerated folks have a pathway to jobs

bahwa para mantan tahanan dapat bekerja

and that businesses make it an amazing place for folks to work.

dan bahwa bisnis menjadi tempat yang luar biasa untuk orang bekerja.

She's also the deputy general counsel at Koch Industries.

Beliau juga wakil penasihat umum di Koch Industries.

K-O-C-H, Koch.

K-O-C-H, Koch.

She is an amazing organizer,

Beliau adalah pengurus yang luar biasa,

and I'm proud to work with her on this issue.

dan saya bangga bisa bekerja dengannya dalam isu ini.

And an issue I care deeply about,

Dan isu yang sangat saya pedulikan juga,

probably a lot of you do too -- climate,

mungkin kalian juga -- iklim,

which seems divisive,

yang terkesan memecah,

seems like there's no common ground to be had there.

sepertinya tak ada titik temu di sana.

I think there is.

Saya kira ada.

Trump's own Department of Defense this year released a report saying

Departemen Pertahanan Trump tahun ini merilis laporan

that all future wars were going to be wars about resources,

bahwa perang di masa depan adalah perang akan sumber daya,

wars about climate.

perang mengenai iklim.

And so yeah, I want to find partnership with the military.

Maka, saya ingin bermitra dengan militer.

And I used to be the national director --

Dan saya pernah menjadi direktur nasional;

the national organizer for the War Resisters League,

pengurus nasional untuk Liga Penentang Perang,

the oldest pacifist organization in the country.

organisasi damai tertua di negara ini.

But if there's common ground to be had there,

Jika ada titik temu yang bisa ditemukan,

yeah, I'll partner with them.

ya, saya akan bermitra dengan mereka.

It's not easy.

Itu tidak mudah.

The approach means we need to find love.

Pendekatan ini berarti kita perlu menemukan cinta.

We need to get back to that shared humanity

Kita perlu kembali pada kemanusiaan

and that commons.

dan kesamaan.

But I know this love,

Tapi, saya tahu cinta ini

it doesn't just get us through Thanksgiving dinner.

tak hanya membawa kita melewati makan malam Thanksgiving.

It's the kind of love that secures freedom,

Ini cinta yang melindungi kebebasan,

changes the world.

mengubah dunia.

But to do that,

Tapi, untuk melakukan itu,

I have to step into my courage,

saya harus melangkah menuju keberanian,

saya ingin Anda untuk melangkah menuju keberanian.

and I want all of you to step into your courage.

Just like that Muslim family

Seperti keluarga Muslim itu

stepped into their courage for my Hindu family all those years ago.

melangkah menuju keberanian untuk keluarga Hindu saya dulu.

I think we can do it.

Saya pikir kita bisa.

But it's a little bit uncomfortable.

Tapi, itu sedikit tidak nyaman.

If you are who I know you to be --

Jika Anda adalah orang yang saya tahu,

you know, someone who cares about change and progress

seseorang yang peduli dengan perubahan dan kemajuan

and wants to see something change in the world --

dan ingin melihat perubahan di dunia ini --

you probably want to know how

Anda mungkin ingin tahu caranya,

but you're also a little bit uncomfortable about me standing up here

tapi Anda juga sedikit tidak nyaman dengan saya berdiri di sini

dan merayakan foto-foto dengan Newt dan Koch,

and celebrating these pictures with Newt and Koch,

talking about partnerships with the military.

bicara tentang permitraan dengan militer.

I want you to feel those feelings.

Saya ingin Anda merasakan perasaan itu.

I feel them too.

Saya juga merasakannya.

I don't enter into these partnerships lightly at all.

Saya tidak ikut dalam persekutuan ini dengan hati yang ringan.

My entire trajectory of who I am has made me think

Seluruh lintasan saya membuat saya berpikir

that it's not even possible,

bahwa itu tidak mungkin,

but I know it is.

tapi saya tahu itu mungkin.

That feeling,

Perasaan itu,

that discomfort,

ketidaknyamanan itu,

that's preceded every major breakthrough in human history ever.

itu melebihi tiap terobosan besar dalam sejarah manusia.

That's that feeling that comes before a moonshot.

Itu perasaan yang muncul sebelum meluncur ke bulan.

And so I want to make you even a little more uncomfortable.

Dan saya ingin membuat Anda lebih tidak nyaman lagi.

I want you think about an issue that you care deeply about --

Saya ingin Anda memikirkan suatu isu yang sangat Anda pedulikan,

something that you want to see changed on a national or global scale.

sesuatu yang ingin Anda ubah dalam skala nasional dan global.

Think big.

Berpikir besarlah.

What would resolution look like?

Resolusi akan terlihat seperti apa?

On a large scale,

Pada skala besar,

bagaimana cara mengatasi masalah itu?

what would it look like to solve that problem?

Bisakah Anda menyelesaikannya hanya dengan lingkaran pertemanan Anda?

Can you get there with just your circle of friends?

I know you can't.

Saya tahu Anda tidak bisa.

The anarchist-communist soccer tournament isn't going to help

Turnamen sepak bola anarkis-komunis tidak akan membantu membawa perubahan.

bring about that change.

So I want to think about how we can expand our circle a little more.

Saya ingin Anda berpikir tentang bagaimana kita dapat memperluas lingkaran kita.

Where is there common ground to be found?

Di mana titik temu yang bisa ditemukan?

Can you think of any unlikely allies?

Apa Anda terpikir sekutu yang tak terduga?

Strange partners?

Pasangan asing?

Further than that,

Lebih jauh dari itu,

who's in your way?

siapa yang menghalangi Anda?

Who's stopping you from finding that common ground,

Siapa yang menghentikan Anda dari menemukan titik temu itu?

and is there room for them in that circle?

Apakah ada ruang untuk mereka di dalam lingkaran itu?

I think there is.

Saya kira ada.

I think we have to be able to find it at this scale.

Saya pikir kita harus bisa menemukannya pada skala ini.

And it means that we're going to have to step into that courage

Dan itu artinya, kita harus melangkah menuju keberanian itu

dan melibatkan orang,

and include people,

hold our vision so strong,

mempertahankan visi dengan kuat,

know that justice and freedom is so important

mengetahui bahwa keadilan dan kebebasan sangat penting,

that we're able to include more people,

hingga kita dapat melibatkan lebih banyak orang,

love the people who might not love us back.

mencintai orang-orang yang mungkin tidak mencintai kita.

And so I want to ask you:

Maka, saya ingin bertanya:

who's your Newt?

siapa Newt Anda?

Who's your Koch?

Siapa Koch Anda?

Who's the military in your story?

Siapa tentara militer di kisah Anda?

And I want you to find --

Dan saya ingin Anda menemukan --

choose that common ground.

memilih titik temu itu.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause and cheers)

(Tepuk tangan) (Sorakan)